Hasil ini memperkuat keyakinan masyarakat akan pentingnya kepemimpinan yang responsif dan inklusif, yang juga menjadi fokus dalam FGD yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Al-Furqon Institute.
FGD dengan tema "Mengembangkan Kepemimpinan yang Responsif, Inklusif, dan Berorientasi pada Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Bandung" melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti organisasi masyarakat, budayawan, HIPMI, aktivis perempuan, praktisi media, praktisi hukum, dan kalangan pemuda.
Dalam diskusi tersebut, inklusivitas dianggap sebagai unsur penting untuk menghadapi tantangan kepemimpinan di Kabupaten Bandung.
Direktur Program Al-Furqon Institute, Herdiana, menilai bahwa hasil quick count mencerminkan aspirasi yang disuarakan dalam FGD tersebut.
"Diskusi kami menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Bandung membutuhkan pemimpin yang merangkul semua elemen tanpa terkecuali. Hasil quick count ini memberikan sinyal bahwa pasangan Dadang-Ali mampu menghadirkan kepemimpinan inklusif yang diharapkan," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa hasil resmi masih menunggu penghitungan akhir dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD).
"Quick count ini menjadi gambaran awal yang positif, tetapi kita harus menghormati proses resmi dari KPU," tambahnya.
Visi "Bandung Bedas" yang diusung oleh pasangan Dadang-Ali dianggap sangat relevan dengan kebutuhan pembangunan di Kabupaten Bandung. Program-program yang mereka tawarkan dipandang sebagai langkah konkret untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
Dengan hasil ini, masyarakat kini menantikan realisasi janji kampanye pasangan Dadang-Ali, serta penetapan resmi dari KPU sebagai langkah selanjutnya untuk memastikan aspirasi masyarakat dapat terealisasi dengan baik.
Berdasarkan pencatatan internal saksi di seluruh TPS, serta hasil quick count dari Indikator Politik, pasangan Jeje Ritchie dan Asep Ismail memperoleh 37,77 persen suara, unggul 14 persen dari pasangan nomor urut 3, Hengky Kurniawan dan Ade Sudrajat.***
Posting Komentar