ZONA JABAR - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan diskusi dengan pengusaha dari British Columbia dan Asia Pacific Foundation of Canada mengenai 'Future Economics' pada Selasa (3/10).
Acara ini, yang dirancang untuk peserta terbatas, membahas topik-topik seperti energi baru, teknologi bersih, hidrogen, semikonduktor, dan kecerdasan buatan (AI).
Airlangga Hartarto aktif terlibat dalam diskusi mengenai berbagai inisiatif dan proyek di sektor 'Future Economics'. Menko Perekonomian menjelaskan bahwa diskusi, yang dipandu oleh Presiden & CEO APFC Jeff Nankivell, difokuskan secara khusus pada topik energi baru.
Ia menjelaskan bahwa diskusi melibatkan British Columbia karena provinsi tersebut berkomitmen mencapai target emisi nol atau bersih. Komitmen ini tercermin dalam proyek besar mereka, Smart Hydrogen Energy District (SHED), yang dikembangkan oleh University of British Columbia.
"Proyek ini bernilai 23 juta dolar AS dan bertujuan untuk memajukan penggunaan hidrogen sebagai sumber energi bersih," tutur Airlangga, Rabu (4/10).
Airlangga menambahkan bahwa British Columbia juga memimpin dalam pengembangan teknologi bersih melalui CleanBC Roadmap. Melalui roadmap ini, provinsi tersebut menargetkan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.
"BC (British Columbia) menjadi rumah bagi beberapa perusahaan teknologi bersih perintis, seperti Ballard Power Systems, Pani Energy, dan Carbon Engineering. Perusahaan-perusahaan ini terlibat dalam bidang seperti inovasi hidrogen dan sel bahan bakar, pemurnian air, dan penangkapan karbon," ujar Menko Perekonomian.
Di sektor pengembangan semikonduktor, British Columbia menjadi salah satu provinsi yang paling cepat berkembang dan inovatif. Pemerintah bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan universitas untuk menciptakan ekosistem inovasi yang mendukung kemajuan dalam bidang semikonduktor.
Airlangga menyebutkan beberapa perusahaan semikonduktor terkemuka di British Columbia, seperti D-Wave Systems, Redlen Technologies, Cooledge Lighting, Fenix Advanced Materials, Daanaa Resolution, Greenlight Innovation, Riot Micro, dan EPIC Semiconductors.
Selain itu, BC juga memiliki sejumlah pusat riset Artificial Intelligence (AI). Yakni, pusat riset utama Universitas of British Columbia yang berisi lebih dari 100 profesor dan peneliti di Centre for Artificial Intelligence Decision-making and Action (CAIDA). Ada juga Simon Fraser Universsity yang memiliki program riset AI dengan berbagai proyek pada pembelajaran messin, robotika, dan aplikasi.
Selanjutnya, University of Victoria terlibat dalam riset AI melalui kolaborasi dengan industri teknologi. Selain itu, Artificial Intelligence Network of British Columbia (AInBC) berfungsi sebagai jaringan penghubung komunitas AI dan pembelajaran mesin di provinsi tersebut.***
Posting Komentar