Pj Gubernur Jabar Melakukan Peninjauan Ke Lokasi Bencana Puting Beliung Di Kabupaten Bogor


ZONA JABAR - Bencana alam puting beliung yang melanda Desa Cimayang, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, menyebabkan dua orang meninggal dunia dan empat warga lainnya luka-luka akibat tertimpa bangunan. 

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, meninjau lokasi yang porak-poranda akibat terjangan angin tersebut. Bey menyampaikan duka mendalam kepada para korban yang berasal dari Blitar, Jawa Timur. Saat ini, semua korban, baik yang meninggal maupun yang luka-luka, telah dibawa ke Blitar.

Lokasi pertama yang dikunjungi oleh Pj Gubernur Bey Machmudin adalah Desa Cimayang, Pamijahan, Kabupaten Bogor. Didampingi oleh Sekda Bogor, Suryanto Putro, Bey menyatakan bahwa di lokasi tersebut terdapat bangunan dan gudang yang mengalami kerusakan berat akibat hujan ekstrem yang disertai angin taifun.

“Kami sampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban, ada 2 yang meninggal dunia dan 4 orang luka-luka, mereka berasal dari Blitar,” katanya.

Menurut Bey Machmudin, korban yang meninggal dunia dan luka-luka telah diberangkatkan ke kediaman mereka di Blitar. Setelah itu, Bey melanjutkan kunjungannya ke lokasi kedua di Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulan, Bogor, yang berjarak sekitar 2,5 kilometer dari lokasi pertama.

Di lokasi tersebut, terdapat dua rumah yang sudah rata dengan tanah akibat bencana. Meskipun tidak ada korban jiwa, seorang ibu dan anak mengalami luka-luka dan telah mendapatkan perawatan. 

"Ibu dan anak tersebut sudah dipulangkan ke rumah saudara mereka," ujar Bey.

Menanggapi kejadian puting beliung yang terjadi pada Senin (2/9/2024) sore, Pj Gubernur Bey Machmudin meminta warga Jawa Barat yang berada di lokasi rawan bencana untuk tetap waspada. "Meskipun kita memasuki musim kemarau, bukan berarti hujan tidak bisa terjadi. Seperti di Bogor ini, hujan ekstrem bisa saja terjadi. Kami minta warga untuk selalu waspada. Jika hujan besar turun, jangan berada di alam terbuka, cari tempat yang aman," tuturnya.

Bey juga mengimbau masyarakat untuk membangun rumah dengan fondasi yang kokoh. Dari kejadian di dua lokasi tersebut, terlihat bahwa hujan besar dan angin kencang sering terjadi. Meskipun berlangsung hanya 10-15 menit, dampaknya sangat signifikan, menyebabkan kerusakan pada puluhan bangunan.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memastikan akan melakukan upaya tanggap darurat dan penilaian kerusakan pada rumah-rumah warga yang terdampak bencana alam. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, akan diberikan bantuan senilai Rp 60 juta untuk rumah yang mengalami kerusakan berat, Rp 30 juta untuk kerusakan sedang, dan Rp 15 juta untuk kerusakan ringan.

Sementara itu, Kepala BMKG Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, mengimbau masyarakat di wilayah Bogor untuk tetap waspada. Ia menjelaskan bahwa secara klimatologis, Kota Bogor dan sebagian wilayah Kabupaten Bogor termasuk dalam zona 1 musim, di mana tidak ada perbedaan yang signifikan antara musim kemarau dan musim hujan, sehingga potensi hujan tetap ada meskipun sedang berada di musim kemarau.***

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama